Ibnu ‘Asaakir rahimahullah dalam kitabnya Taarikh Dimasyq menyebutkan biografi seorang wanita yang sholehah yang sangat rajin beribadah yang bernama ROOBI’AH BINTI ISMA’IL. Wanita ini seorang janda yang kaya raya. Ia telah memberanikan diri untuk menawarkan dirinya untuk dinikahi kepada seorang lelaki yang sholeh yang bernama Ahmad bin Abil Hawaari. Maka Ahmad bin Abil Hawaari berkata :
لَيْسَ لِي هِمَّةٌ فِي النِّسَاءِ لِشُغْلِي بِحَالِي
“Aku tidak punya hasrat kepada para wanita karena kesibukanku dengan diriku (yaitu ibadahku)”
Ternyata sang wanita Robi’ah binti Isma’il juga berkata
إني لأشغل بحالي منك وما لي شهوة ولكني ورثت مالا جزيلا من زوجي فأردت أن أنفقه على إخوانك وأعرف بك الصالحين فتكون لي طريقا إلى الله
“Sungguh aku juga bahkan lebih sibuk beribadah dari dirimu, serta aku tidak berhasrat, akan tetapi aku telah mewarisi harta yang banyak dari suamiku. Aku ingin untuk menginfakan hartaku pada saudara-saudaramu, dan dengan dirimu aku mengenal orang-orang yang sholeh, sehingga hal ini menjadi jalanku menuju Allah”
Ahmad bin Abil Hawaari berkata, “Aku minta izin dahulu kepada guruku”
Lalu Ahmad pun menyampaikan hal ini kepada Abu Sulaiman gurunya, dan sang guru selalu melarang murid-muridnya untuk menikah dan berkata, “Tidak seorangpun dari sahabat kami yang menikah kecuali akan berubah”. Namun tatkala sang guru mendengar tentang tuturan sang wanita maka ia berkata :
تَزَوَّجْ بِهَا فَإِنَّهَا وَلِيَّةُ للهِ
“Nikahilah wanita tersebut, sesungguhnya ia adalah soerang wanita wali Allah”
Lalu akhirnya Ahmad bin Abil Hawaaripun menikahi sang wanita Roobi’ah binti Isma’il, lalu Ahmad berkata,
وتزوجت عليها ثلاث نسوة فكانت تطعمني الطيبات وتطيبني وتقول اِذْهَبْ بِنَشَاطِكَ وَقُوَّتِكَ إِلَى أَزْوَاجِكَ
“Setelah itu akupun menikahi lagi tiga orang wanita setelahnya. Dan ia senantiasa memberi makanan yang baik kepadaku, dan memakaikan minyak wangi kepadaku seraya berkata, “Pergilah engkau dengan semangat dan kekuatanmu ke istri-istrimu”
(Tariikh Dimasyq, Karya Ibnu ‘Asaakir jilid 69 hal 115-116)
Kapankah ada wanita yang seperti ini lagi…? Memberi nafkah kepada suaminya…bahkan menghiasi suaminya untuk mendorong suaminya berangkat ke madu-madunya yang lain??!!
Namun juga para wanita juga akan berkata, “Kapankah ada seorang lelaki yang seperti Ahmad Abul Hawaari lagi? yang sangat rajin beribadah…?, sehingga para wanita tidak ragu untuk menawarkan dirinya??”